Layanan Lambat dan Berbelit, Keluarga Pasien Ngamuk di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru
Minggu, 30-10-2022 - 11:44:46 WIB
PEKANBARU - Keluarga seorang pasien yang berobat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad Pekanbaru, mengamuk karena lambatnya pelayanan dan diduga dipersulit, pada Sabtu (29/10/2022) malam.
Kemarahan pasien memuncak setelah petugas rumah sakit berdalih tidak memiliki stok alat untuk pengecekan darah. Bahkan, kaca jendela rumah sakit dipukul keluarga pasien.
Maria, seorang kerabat pasien menceritakan, pasien membutuhkan darah untuk penyakit kanker. Awalnya dia mendapat jawaban dari Pihak RSUD Arifin Achmad untuk stok darah tidak ada.
Lalu pihak keluarga pasien diminta mencari donor darah dan didapatlah dari anggota Brimob Polda Riau hingga masyarakat dan beberapa wartawan. Akhirnya darah terkumpul hingga 20 kantong.
"Setengah jam setelah diminta, kita sebar informasi, langsung datang mereka. Semua ramai mau donor darah. Tiba-tiba darahnya dipermainkan sama orang RSUD ini," kata Maria.
Dia melanjutkan, setelah ditanya berulang kali, pihak RSUD Arifin Achmad baru mengaku stok darah sudah ada. Namun masalahnya alat reagen atau alat pencocokan darah tidak ada, sehingga belum bisa ditransfusi.
"Kami cek kenapa reagen tidak ada, katanya reagen menipis sejak dua hari lalu dan habis siang tadi. Baru akan datang selasa atau rabu pekan depan, tapi itu juga tidak bisa dipastikan," ujarnya.
Mendengar penjelasan petugas yang tidak masuk akal, salah satu keluarga pasien mengamuk dan memukul kaca jendela rumah sakit. Sejumlah satpam langsung datang ke lokasi bank darah.
Terkait soal darah yang akan kedaluwarsa jika tidak segera digunakan juga tidak dapat dijawab. Justru petugas bingung dan saling lempar tanggungjawab sesama petugas dan penanggungjawab bank darah, dokter Lusiana.
"Sementara darah trombosit atau darah putih itu kata PMI akan kadaluwarsa lima hari. Jadi tentu keluarga bingung, kalau kedaluwarsa nanti ke mana darah mau dicari lagi. Padahal siangnya sudah ditanya katanya aman dan akan segera diproses," kata dia.
Karena tidak puas dengan jawaban dua petugas bank darah di RSUD Arifin Achmad lantaran tidak ada kepastian, sehingga terjadi cekcok.
Padahal, pasien bernama Hironimus Patut Pahur sedang bertaruh nyawa dengan penyakit kanker nasofaring yang dideritanya.
"Awalnya petugas bilang tidak ada reagen atau alat transfusi darah. Tiba-tiba setelah ribut baru bilang reagen sudah ada," tuturnya.
"Padahal katanya selasa atau rabu depan baru datang. Ini bukan pertama kali saja, berulang kali sudah keluhan disampaikan sama Dirut sejak awal. Kalau sudah sampai ke Dirut baru semua masalah dikerjakan," kata Maria.
Keributan pun sampai ke telinga Gubernur Riau Syamsuar dan memerintahkan Direktur RSUD Arifin Achmad untuk mengecek masalah yang terjadi.
Hingga akhirnya, Direktur RSUD Arifin Achmad, Wan Fajriatul Mammunah datang menghampiri kerabat dari pasien dan mendengarkan permasalahan yang terjadi tersebut.
Wan Fajriatul yang merupakan anak mantan Gubernur Riau Wan Abu Bakar itu mengakui kesalahan petugas. Dia meminta maaf kepada kerabat pasien.
"Kami meminta maaf kepada keluarga pasien, ini memang kesalahan dari petugas kami," singkat Fajriatul.
Komentar Anda :