Akankah Bencana Kabut Asap Riau Terulang? Ini Penjelasan Kepala BPBD
Senin, 17-10-2022 - 14:37:24 WIB
-650x450.jpeg) |
Kabut asap di Kota Pekanbaru, Riau, tahun 2019 lalu. |
PEKANBARU - Provinsi Riau pernah menjadi perhatian nasional akibat bencana kabut asap parah yang terjadi pada tahun 2014. Dua puluh tahun sebelum itu bahkan hingga saat ini, kabut asap masih terus menghantui masyarakat.
Sejak keluarnya pasangan Syamsuar-Edy Natar Nasution sebagai pemenang pemilihan gubernur riau (Pilgubri) tahun 2018, secara umum terjadi penurunan luas lahan dan hutan yang terbakar sehingga kabut asap yang timbul tidak separah tahun-tahun sebelumnya.
Meskipun begitu, pada tahun 2019 sempat terjadi kembali kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dan kabut asap yang mengepung langit Provinsi Riau. Sekolah diliburkan, berbagai event dibatalkan, hingga bandara terpaksa menutup penerbangan.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau, Edy Afrizal mengatakan bahwa dua tahun terakhir atau sejak tahun 2020 Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau bersama Forkopimda cukup berhasil mencegah terjadinya kabut asap dengan menekan karhutla.
"Karhutla itu dua tahun ini memang cenderung menurun dan alhamdulillah tidak sebabkan kabut asap," kata dia, Senin (17/10/2022).
Edy menjelaskan bahwa pihaknya saat ini memprioritaskan mitigasi (pencegahan) bencana melalui pembangunan secara fisik maupun peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana terutama memasuki tiga bulan terakhir tahun 2022 ini.
"Kegiatan patroli akan terus dilakukan oleh tim-tim di daerah. Kegiatan sosialisasi juga bisa disisipkan di tengah kegiatan seperti itu. Yang jelas, kita akan terus mengingatkan masyarakat untuk tidak membuka lahan dengan cara membakar," ujarnya.
Meski begitu, Edy mengakui belum bisa memprediksi bagaimana kondisi Provinsi Riau pada tahun 2023 mendatang. Sebab terbakarnya lahan, meski sebagian besar disebabkan oleh ulah manusia, juga bisa terjadi karena musim kemarau.
"Tahun depan kita belum tahu karena tergantung kondisi cuaca," sebutnya.
Edy mengatakan bahwa tidak hanya BPBD Provinsi Riau yang akan melakukan mitigasi bencana karhutla, namun juga melibatkan TNI, Polri dan instansi-instansi lainnya.
"Upaya pencegahan memang harus terus dilakukan sekaligus menjadi sinyal untuk mendeteksi dini potensi-potensi terjadinya karhutla," tutupnya.(hrc)
Komentar Anda :