Rabu, 10 Desember 2025

Breaking News

  • Secarik Koran, Jendela Menuju Penyair Terkemuka   ●   
  • Masyarakat Bingung Tanggal Cuti Natal? Ini Penjelasan Resminya   ●   
  • Matchday Keenam Liga Champions: Barcelona Bangkit, Chelsea Kembali Terpeleset   ●   
  • Pemko Pekanbaru Salurkan Rp1,5 Miliar Bantuan untuk Korban Bencana di Aceh   ●   
  • BNPB: Total Korban Meninggal Bencana di Sumatera Capai 964 Orang   ●   
Seminar FPK, Danrem 031 Wirabima Serukan Jaga Persatuan di Tengah Kemajemukan
Rabu 09 Desember 2020, 09:11 WIB
Komandan Korem (Danrem) 031 Wirabima Brigjen TNI M Syech Ismed, SE, M.Han menjadi pembicara utama pada Seminar FPK Riau yang digelar di Hotel Grand Jatra Pekanbaru, Kamis (7/12/2020)

PEKANBARU-Komandan Korem (Danrem) 031 Wirabima Brigjen TNI M Syech Ismed, SE, M.Han mewanti-wanti perpecahan rasa persaudaraan dengan melakukan filterisasi arus globalisasi. Hal itu penting untuk eksistensi kemajemukan bangsa Indonesia.

Hal tersebut penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang kini sudah banyak terjadi perubahan. Padahal Indonesia dari zaman dahulu sangat terkenal dengan semangat gotong royong dan kebersamaan. Namun niali - nilai itu sudah degrasi atau sudah mulai luntur.

Demikian dikatakan Danrem 031 Wirabima Pekanbaru, Brigjen TNI M Syech Ismed, SE, M.Han saat menjadi keynote speaker dalam kegiatan Semiar yang ditaja Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Provinsi Riau tentang "Menjadikan Budaya Sebagai Panglima Pembangunan" dengan tema "Penguatan Nilai - Nilai Kebangsaan Kader FPK Riau", Senin (7/12/2020) di Hotel Jatra Pekanbaru.

Dia mengakui bahwa seiring dengan perkembangan dan kemajuan zaman, musyawarah mufakat yang sangat dikenal di Indonesia sudah mulai hilang. "Saya tidak mengatakan sudah tidak ada lagi, tapi sudah mulai terkikis, terdegradasi, mengalami kelunturan," jelasnya dalam seminar yang dimoderatori Ketua FPK Riau, ZA Fachri Yasin.

Dikatakan, hal itu tidak boleh dibiarkan berlarut-larut, karena akan habis, sebab budaya bangsa Indonesia harus terus dikembangkan karena didalamnya terdapat banyak keberagamaan yang menjadi sumber kekuatan berbangsa dan bernegara. "Itu jangan dibiarkan berlarut-larut, karena akan melemahkan sendi-sendi kehidupan bermasyarakat kita berbangsa dan bernegara," tegasnya.

Pada kesempatan itu, Danrem juga menyampaikan tentang nilai 4 konsensus naisonal yaitu Konsensus Dasar Bangsa, yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI, Bhinneka Tunggal Ika dan mengimplementasikan Paradigma Nasional, yaitu Wawasan Nusantara, Ketahanan Nasional, dan Kewaspadaan Nasional.

"Dalam perjalanannya, 4 Konsensus Dasar Bangsa dan Paradigma Nasional akan selalu menghadapi ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan. Oleh karena itu kita perlu untuk waspada, bersiap-siap apabila menghadapi ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan tersebut,” katanya.

Sementara itu, Budayawan/Wartawan Senior Ir. Fakhrunnas MA Jabbar,  M. Ikom yang juga nara sumber mengatakan peradaban baru sudah dimulai di seluruh dunia. Disebut New Normal (Tatanan Kenormalan Baru). New normal merupakan perubahan perilaku atau kebiasaan untuk tetap menjalankan aktivitas seperti biasa namun dengan selalu menerapkan protokol kesehatan di tengah pandemi COVID-19.

"Munculnya aturan atau protokol kesehatan yang dikenal dengan 4 M yaitu memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak dan menghindari kerumunan bermakna semua umat manusia di masa kini harus siap hidup secara hati-hati terhadap penyebaran Covid 19 yang sudah menelan korban jutaan orang di seluruh dunia," ujarnya.

Menurutnya, pembentukan organisasi FPK yang menghimpun seluruh paguyuban etnik di semua daerah dalam wilayah NKRI merupakan sebuah keniscayaan untuk mengikat hubungan baik antar etnik dan saling menghormati dan menghargai.

"Permendagri menegaskan, dalam rangka pembinaan penyelenggaraan pembauran kebanini gsaan, gubernur melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan FPK di tingkat provinsi  maupun kabupaten/kota dapat saling berkoordinasi dan bertanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya, sehingga dapat menghasilkan rumusan rekomendasi yang komprehensif dan strategis sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah daerah dalam menyusun kebijakan terkait pembauran kebangsaan.. Pengaruh dan Tantangan Media dalam Pembauran," urainya.   

Dikatakan, setiap orang harus mampu memfilter (menyaring) informasi yang dibaca atau menyebarluaskan kembali (sharing) ke kelompok-kelompok pengguna medsos agar cara-cara fitnah dapat ditekan. Fakta menunjukkan bahwa firnah atau hoaks yang tersebar luas melalui medsos tersebut dapat menghancurkan kerukunan social, keamanan dan ketertiban karena dapat memicu konflik sosial yang luar biasa.  

Selain itu, Budayawan/Wartawan Senior Ir. Fakhrunnas MA Jabbar, M.Ikom turut dihadirkan sebagai nara sumber, berikutnya Sri Petri Suryanti, S.Pd, sebagai Kepala Bidang Ideologi dan Wawasan Kebangsaan, mewakili Kepala Kesbangpol Provinsi Riau. (rls)




Editor : Desi Hurianti
Kategori : Daerah
Untuk saran dan pemberian informasi kepada situsnews.com, silakan kontak ke email: redaksi situsnews.com
Berita Pilihan
Rabu 10 Desember 2025
Masyarakat Bingung Tanggal Cuti Natal? Ini Penjelasan Resminya

Senin 08 Desember 2025
Beda Warna Beda Khasiat: Ini Nutrisi Anggur Hijau, Merah, dan Hitam

Kamis 04 Desember 2025
Satu Amalan Kecil yang Mengantarkan Seseorang ke Surga

Senin 01 Desember 2025
Ribuan Mengungsi, Ratusan Tewas dalam Banjir dan Longsor di Sumatera

Sabtu 29 November 2025
FPK Riau Gelar Seminar Pembauran Kebangsaan Berperspektif Budaya Melayu

Kamis 27 November 2025
Material Longsor Tutupi Jalan dan Permukiman di Jembatan Kembar

Kamis 13 November 2025
Indonesia Tegaskan Larangan Ekspor Sarang Burung Walet Kotor

Rabu 12 November 2025
Utang Pinjol Warga RI Tembus Rp 90,99 T, Gaji Habis buat Bayar Cicilan

Sabtu 08 November 2025
Korlantas Polri Siapkan Operasi Zebra dan Nataru untuk Amankan Libur Akhir Tahun

Kamis 06 November 2025
KPK Tetapkan Gubernur Riau Abdul Wahid dan Dua Pejabat Lain Tersangka Korupsi Rp 7 Miliar

Copyrights © 2025 All Rights Reserved by Situsnews.com
Scroll to top