Rabu, 31 Desember 2025

Breaking News

  • Bupati Inhil Tekankan Kejujuran dan Ketepatan Waktu Penyusunan LKPJ 2025   ●   
  • Utang UMKM Jadi Prioritas, Afni Atur Strategi Belanja Daerah 2026   ●   
  • Upah Minimum Riau 2026 Ditetapkan, Ini Daftar UMK Kabupaten/Kota   ●   
  • Veloz Hybrid Resmi Meluncur, MPV Hybrid Terjangkau yang Siap Menggebrak Pasar   ●   
  • TPP ASN Siak Kembali Ditunda, Bupati Ungkap Kondisi Keuangan Daerah   ●   
Tren Carnivore Diet Makin Populer, Pakar Ungkap Risiko di Balik Klaim Manfaat
Sabtu 27 Desember 2025, 06:35 WIB
ilustrasi: diet karnivora.

JAKARTA - Diet karnivora atau carnivore diet tengah menjadi perbincangan luas di media sosial. Pola makan yang mengandalkan konsumsi daging dan produk hewani ini semakin populer setelah banyak influencer mengklaim berbagai manfaat kesehatan, mulai dari penurunan berat badan hingga pencernaan yang lebih baik.

Salah satu figur yang kerap dikaitkan dengan tren ini adalah konten kreator Isabella Ma, yang dikenal melalui akun Instagram @steakandbuttergal. Mantan vegan tersebut kerap membagikan pengalamannya menjalani diet tinggi lemak berbasis hewan, bahkan menunjukkan konsumsi mentega secara langsung sebagai bagian dari rutinitas makannya.

Ia mengklaim tidak lagi mengalami perut kembung dan merasa kondisi pencernaannya jauh lebih baik. Namun, di balik popularitas tersebut, para ahli gizi justru mengingatkan adanya sejumlah risiko kesehatan yang perlu diperhatikan.

Carnivore diet pada dasarnya merupakan pola makan yang sepenuhnya atau hampir sepenuhnya mengandalkan daging, telur, dan produk susu, dengan menghilangkan atau sangat membatasi asupan sayur, buah, serta karbohidrat. Beberapa pelaku diet ini masih menambahkan sedikit makanan nabati, tetapi prinsip utamanya tetap berbasis hewani.

Peneliti nutrisi kesehatan masyarakat dari George Institute for Global Health, Dr. Eden Barrett, menyebut pola makan ini berpotensi menyebabkan kekurangan nutrisi penting. Menurutnya, risiko defisiensi vitamin C, folat, serta minimnya asupan serat menjadi persoalan utama.

“Serat sangat penting untuk kesehatan pencernaan dan terbukti melindungi tubuh dari penyakit jantung serta beberapa jenis kanker. Dalam diet karnivora, asupan serat hampir tidak ada,” ujarnya, seperti dikutip dari The Guardian.

Selain itu, konsumsi daging hewani dalam jumlah besar berisiko meningkatkan asupan lemak jenuh yang dapat memicu kenaikan kolesterol jahat. Daging merah dan olahan juga telah lama dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker, sementara konsumsi protein berlebih berpotensi membebani fungsi ginjal.

Dosen senior nutrisi dari University of New South Wales, Dr. Emma Beckett, menilai beberapa klaim yang beredar justru patut diwaspadai. Ia menyoroti pernyataan bahwa tubuh tidak lagi mengalami kentut atau buang air besar secara normal sebagai tanda yang tidak sehat.

“Fungsi pencernaan yang normal justru membutuhkan proses tersebut. Jika tidak terjadi, itu bisa menandakan adanya gangguan pada sistem pencernaan,” tegasnya.

Senada, Profesor Emma Halmos dari Monash University mengungkapkan bahwa dalam praktik klinis, ia kerap menemui pasien yang mengalami gangguan saluran cerna akibat diet rendah serat seperti carnivore, keto, atau paleo.

Menurut Halmos, penurunan berat badan memang dapat terjadi karena diet ini menghilangkan karbohidrat, namun hal tersebut tidak serta-merta menjadikannya pola makan yang sehat. Tubuh manusia juga memiliki batas dalam menyerap protein, dan kelebihan protein yang tidak terserap dapat berdampak negatif pada keseimbangan bakteri usus.

Hingga kini, bukti ilmiah terkait efek jangka panjang diet karnivora masih sangat terbatas. Para ahli kesehatan, termasuk yang dikutip dari Cleveland Clinic, menegaskan bahwa pola makan seimbang yang mencakup berbagai kelompok makanan tetap menjadi rekomendasi utama.

Mengonsumsi buah, sayur, biji-bijian, protein tanpa lemak, serta membatasi karbohidrat sederhana dinilai jauh lebih aman dan berkelanjutan bagi kesehatan.

“Kuncinya ada pada keseimbangan dan moderasi, bukan menghilangkan satu kelompok makanan secara ekstrem,” pungkas Halmos.(hrc)




Editor :
Kategori : Gaya Hidup
Untuk saran dan pemberian informasi kepada situsnews.com, silakan kontak ke email: redaksi situsnews.com
Berita Pilihan
Senin 29 Desember 2025
Upah Minimum Riau 2026 Ditetapkan, Ini Daftar UMK Kabupaten/Kota

Sabtu 27 Desember 2025
Tren Carnivore Diet Makin Populer, Pakar Ungkap Risiko di Balik Klaim Manfaat

Minggu 21 Desember 2025
Mutasi Akhir Tahun, Sejumlah Pejabat Utama dan Kapolres Polda Riau Diganti

Jumat 12 Desember 2025
Besok, Masjid Raya An-Nur Riau Gelar Tabligh Akbar dan Penggalangan Dana untuk Korban Bencana Sumatera

Rabu 10 Desember 2025
Masyarakat Bingung Tanggal Cuti Natal? Ini Penjelasan Resminya

Senin 08 Desember 2025
Beda Warna Beda Khasiat: Ini Nutrisi Anggur Hijau, Merah, dan Hitam

Kamis 04 Desember 2025
Satu Amalan Kecil yang Mengantarkan Seseorang ke Surga

Senin 01 Desember 2025
Ribuan Mengungsi, Ratusan Tewas dalam Banjir dan Longsor di Sumatera

Sabtu 29 November 2025
FPK Riau Gelar Seminar Pembauran Kebangsaan Berperspektif Budaya Melayu

Kamis 27 November 2025
Material Longsor Tutupi Jalan dan Permukiman di Jembatan Kembar

Copyrights © 2025 All Rights Reserved by Situsnews.com
Scroll to top