MAKIN bertambah usia, merasa lingkaran pertemanan semakin kecil? Kamu tidak sendiri, fenomena ini ternyata sudah terbukti secara ilmiah, dan tidak hanya dialami segelintir orang.
Sebuah survei yang dilakukan oleh Talker Research terhadap 2.000 orang dewasa di Amerika Serikat menemukan bahwa tujuh dari sepuluh orang (69%) merasa memiliki teman dekat menjadi semakin sulit seiring bertambahnya usia.
Dalam penelitian tersebut terungkap bahwa rata-rata responden hanya memiliki sekitar tiga hingga empat teman dekat, dan kebanyakan mengaku kehilangan hampir satu teman baik setiap tahunnya. Dalam satu dekade terakhir, mereka memperkirakan telah kehilangan kontak dengan sekitar sembilan orang teman.
Fenomena ini terjadi di hampir semua kelompok usia, namun paling tinggi di kalangan Gen Z, yang mengaku kehilangan rata-rata 10 teman dalam 10 tahun terakhir. Jumlah ini lebih tinggi dibandingkan generasi baby boomer yang rata-rata hanya kehilangan 7,7 teman.
Menariknya, pria ternyata lebih banyak kehilangan teman dibandingkan wanita. Dalam 10 tahun terakhir, pria melaporkan kehilangan hampir 10 teman (9,6), sementara wanita rata-rata kehilangan sekitar 7 hingga 8 teman.
Salah satu alasan utama di balik memudarnya pertemanan ini adalah jarak geografis. Ketika seseorang pindah kota, berganti pekerjaan, atau menempuh jalan hidup berbeda, komunikasi pun berangsur renggang.
"Bertambahnya jarak sering kali menjadi awal dari hilangnya koneksi emosional," tulis laporan tersebut, seperti dilansir New York Post.
Selain jarak, perubahan fase kehidupan juga disebut sebagai penyebab utama lingkaran pertemanan berkurang. Mulai dari menikah, memiliki anak, hingga perubahan karier - semuanya dapat mengubah prioritas dan ruang sosial seseorang.
Selain faktor jarak dan perubahan hidup, banyak responden mengaku pertemanan mereka berakhir karena kurangnya inisiatif untuk menjaga komunikasi. Sebagian berhenti berkomunikasi, sementara yang lain merasa terlalu sibuk untuk menjalin hubungan.
Sebanyak 25% responden menyebut kurangnya waktu sebagai alasan utama, dan 22% lainnya merasa pertemanan memudar karena perbedaan nilai hidup. Kelompok milenial menjadi generasi yang paling sering mengalami pertemanan retak akibat perubahan nilai dan pandangan hidup.
Sementara itu, generasi baby boomer lebih banyak kehilangan teman karena faktor geografis - menunjukkan bahwa prioritas dan kondisi sosial memang berbeda di setiap fase kehidupan.
Mengapa Berteman Jadi Semakin Sulit Saat Dewasa?
Menurut Kylie Sligar, psikolog klinis dan salah satu pendiri All in Bloom Therapy, kesulitan membangun pertemanan baru di usia dewasa adalah hal yang wajar.
"Menjalin pertemanan di masa dewasa bisa sangat menantang karena tidak banyak kesempatan alami untuk bertemu orang baru seperti saat kita masih sekolah atau kuliah," jelasnya.
Dia menambahkan bahwa kehidupan modern yang semakin digital membuat banyak orang sulit membangun koneksi yang nyata.
"Kita perlu berani mengambil inisiatif, konsisten, dan mau sedikit membuka diri untuk membentuk hubungan baru yang bermakna," ujar Kylie.
Persahabatan Berkualitas Lebih Penting daripada Jumlah
Seiring bertambahnya usia, kehidupan semakin padat dengan tanggung jawab dan perubahan. Tak heran jika lingkaran sosial pun mengecil.
Tapi bukan berarti itu hal buruk. Pertemanan yang tersisa justru sering kali menjadi hubungan yang lebih tulus, stabil, dan bermakna.
"Kualitas koneksi jauh lebih berharga daripada banyaknya jumlah teman," pungkas Kylie.
Berikut ini alasan terbesar orang kehilangan kontak dengan teman, menurut survei:
1. Jarak geografis (50%)
2. Transisi kehidupan (48%)
3. Mereka berhenti menghubungi (40%)
4. Saya berhenti menghubungi (35%)
5. Kurangnya waktu (25%)
6. Perubahan nilai (22%)
7. Alasan lain (8%)
(dtc)
Komentar Anda :