Japanese Walking, Rahasia Orang Jepang Bakar Lemak Lebih Cepat dari Jogging!
Jumat, 10-10-2025 - 05:50:31 WIB
 |
ilustrasi. |
JAKARTA – Pernah dengar Japanese Walking? Tren jalan kaki asal Jepang ini sedang ramai diperbincangkan karena disebut lebih efektif membakar lemak dibanding jogging.
Metode yang dikenal juga dengan nama Interval Walking Training (IWT) ini dikembangkan oleh para profesor di Universitas Shinshu, Jepang. Tekniknya sederhana: 3 menit jalan cepat, 3 menit jalan lambat, lalu ulangi siklus tersebut selama 30 menit.
Menurut Dr. Hiroshi Nore, salah satu penggagasnya, metode ini dirancang agar jalan kaki biasa bisa memberikan manfaat maksimal untuk pembakaran lemak dan kesehatan jantung, terutama bagi orang dengan gaya hidup kurang aktif atau lansia.
“Dengan mengganti tempo cepat dan lambat, tubuh bekerja dalam sistem aerobik dan anaerobik sekaligus,” ujar Dr. Nore, dikutip dari Times of India.
Pergantian tempo itu menstimulasi konsumsi oksigen pasca-olahraga (EPOC) dan meningkatkan aktivitas mitokondria dalam sel tubuh. Efeknya, tubuh terus membakar kalori bahkan setelah latihan selesai.
Lebih Efektif dari Jogging
Hasil penelitian Universitas Shinshu menunjukkan, peserta yang rutin melakukan Japanese Walking selama lima bulan bisa kehilangan 3–5 kilogram lemak, sementara mereka yang hanya berjalan dengan kecepatan konstan tidak mengalami perubahan signifikan.
Bagi lansia, latihan ini juga terbukti menjaga kebugaran selama lebih dari 10 tahun. Studi lain bahkan menunjukkan adanya peningkatan VO₂ max (kemampuan tubuh menyerap oksigen) dan penurunan tekanan darah sistolik setelah beberapa bulan menjalankan teknik ini.
Menurut Harvard Health, VO₂ max yang tinggi menandakan kebugaran kardiovaskular lebih baik dan berhubungan langsung dengan risiko penyakit jantung yang lebih rendah.
Cocok untuk Semua Usia
Kelebihan utama Japanese Walking adalah risikonya rendah dibanding lari atau jogging. Karena intensitasnya bisa disesuaikan, teknik ini aman untuk pemula, lansia, maupun mereka yang jarang berolahraga.
Namun, bagi orang yang memiliki penyakit jantung, hipertensi tak terkontrol, atau masalah sendi, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum mencoba metode ini.(dtc)
Komentar Anda :