Menkes: Gaji Rp 15 Juta Itu Standar Orang Waras dan Cerdas
Selasa, 20-05-2025 - 05:41:29 WIB
 |
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. |
JAKARTA — Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan bahwa tingkat kesehatan dan kecerdasan masyarakat dapat tercermin dari penghasilan yang mereka peroleh. Menurutnya, penghasilan bulanan sebesar Rp 15 juta menjadi indikator seseorang memiliki kualitas hidup yang lebih baik, terutama dalam hal kesehatan dan kecerdasan.
“Perbedaan antara orang dengan gaji Rp 15 juta dan Rp 5 juta hanya dua hal: yang satu lebih sehat dan lebih pintar,” ujar Budi dalam sebuah diskusi publik di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Senin (19/5/2025).
Ia menekankan, seseorang dengan pendapatan tinggi kemungkinan besar memiliki akses lebih baik terhadap pendidikan dan layanan kesehatan. “Kalau dia tidak sehat dan tidak pintar, mustahil gajinya bisa Rp 15 juta. Kalau cuma pintar tapi tidak sehat, atau sehat tapi tidak pintar, hasilnya tetap tidak maksimal,” tambahnya.
Budi menilai, untuk menuju status sebagai negara maju, Indonesia harus mendorong peningkatan penghasilan masyarakat, dari rata-rata Rp 5 juta menjadi Rp 15 juta per bulan. Langkah tersebut, menurutnya, harus dibarengi dengan peningkatan kualitas kesehatan dan pendidikan secara merata.
“Cara mudah melihat apakah kita sudah maju atau belum, ya tinggal lihat berapa banyak dari kita yang punya penghasilan di atas Rp 15 juta. Kalau masih sedikit, berarti pekerjaan kita belum selesai,” ungkapnya.
Pernyataan Menkes ini sejalan dengan pandangan mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), yang sebelumnya juga menilai bahwa gaji Rp 15 juta adalah angka ideal untuk hidup layak di Ibu Kota. “Idealnya tinggal di Jakarta itu gaji minimal Rp 5–10 juta. Kalau Rp 15 juta, itu lebih bagus,” ujar Ahok dalam kanal YouTube pribadinya, 13 Mei 2024 lalu.
Badan Pusat Statistik (BPS) pun mencatat bahwa biaya hidup di Jakarta terus meningkat. Berdasarkan Survei Biaya Hidup (SBH) 2022, biaya hidup rata-rata warga Jakarta mencapai Rp 14,9 juta per bulan. Angka ini naik signifikan dibandingkan dengan tahun 2018 yang sebesar Rp 13,45 juta.
Survei tersebut mencakup pengeluaran rumah tangga untuk kebutuhan makanan, minuman, bahan bakar, hingga pulsa telepon. Dari data itu pula diketahui bahwa Jakarta merupakan kota dengan biaya hidup tertinggi di Indonesia, diikuti oleh Bekasi dan Surabaya.
Ahok juga menegaskan pentingnya peran negara dalam membantu warganya mencapai pendapatan layak. “Kalau perut kenyang, pikiran tenang. Kalau pikiran tenang, kerja juga jadi maksimal,” katanya. (cnbcindonesia)
Komentar Anda :