Home Ekonomi Politik Nasional Daerah Hukrim Gaya Hidup Internasional Indeks
Follow Us ON :
 
"Ndasmu Etik": Retorika Jalur Buntu
Rabu, 20-12-2023 - 08:38:32 WIB
Dr. Santoso, S.S., M.Si (Dekan Fakultas Studi Islam Umri & Ketua Asosiasi Psiklogi Islam Wilayah Riau)
TERKAIT:
   
 

BAHASA adalah satu-satunya cara paling alamiah untuk melihat karakter, cara berfikir dan kapasitas intelektual seseorang. Bagaimana kahalayak tahu tentang karakter hingga kapasistas intelektual seseorang dapat diperhatikan dari ekspresi bahasanya. Seseorang dengan kapasistas karakter yang kuat akan ditujukkan dengan kualitas bahasanya. Pilihan kata, intonasi, hingga gestur menjadi bagian dari indikator untuk mengukur kapasitas intelektual seseorang.
 
Pribadi dengan kapasitas intelektual terbatas biasanya minim retorika dan gaya bahasa. Hal ini terjadi karena keterbatasan referensi dan kemampuan kognitif untuk elaborasi data. Kondisi ini menjadikan sesorang seringkali mengalami kebuntuan secara kogniitif ketika menghadapi persoalan yang komplek atau di luar kemampuannya. Secara psikologis mereka yang dipaksa untuk memeberikan jawaban atas persoalan di luar kemapuan akan cenderung muncul perilaku emosional negative seperti marah atau takut.

Dalam kajian Psikologi Budaya, ekspresi emosi dalam berbahasa sangat ditentukan oleh latar belakang budaya. Dari lingkungan budaya inilah seseorang belajar dan menginternalisasi sistem ekspresi emosi. Dalam lingkungan masyarakat dengan sistem budaya yang terbuka, biasanya cenderung lebih asertif mengekspresikan emosi. Mereka akan lebih nyaman menyampaikan perasaannya dengan bahasa yang lugas dan jelas. Sebaliknya pada masayarakat dengan sistem budaya yang tertutup, biasanya cenderung minim dan terbatas mengekspresikan emosi dengan bahasa verbal.

Pilihan kata ‘ndasmu’ yang belakangan menjadi perhatian masyarakat adalah diksi dengan muatan emosi negatif. Kata “ndasmu” adalah kata yang akarab sekali dalam tradisi masyarakat Jawa sebagai bentuk ungkapan kekesalan seseorang kepada lawan bicara atau orang tertentu. Arti kata “ndasmu” bila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia adalah kepalamu.

Secara antropologis kepala adalah bagian tubuh dari manusia yang paling dihormati dalam budaya Jawa. Sehingga kepala harus diperlakukan Istimewa, tidak boleh sembarangan disentuh apalagi dibuat mainan. Namun apabila kepala ini disebut dengan ungkapan “ndasmu”, maka maknanya justru merendahkan atau menunjukkan kekesalan secara emosional.

Kata “ndasmu” biasanya dilontarkan oleh seseorang kepada lawan bicara Ketika dia menemui jalan buntu dalam komunikasi. Alternatif kata-kata tidak lagi didapatkan secara cepat sehingga diisi dengan luapan emosi dengan pilihan kata tersebut. Pendek kata pilihan kata tersebut muncul karena kebuntuan retorik seseorang dalam menaggapi suatu persoalan.
Etik sebagai Persoalan

Kata “ndasmu” mendadak popular setelah dilontarkan oleh Prabowo Subiyanto dalam Rapat Koordinasi Internal Partai Gerinda. Sumber pemicu munculnya diksi “ndasmu” dalam konteks pidato Calon Presiden Prabowo Subiyanto adalah persoalan “etik”.

Persoalan “etik” yang dilontarkan Anis Baswedan pada saat debat resmi capres yang diselenggarakan oleh KPU.  Secara psikilogis pertanyaan tentang etik, cukup menyulitkan bagi Prabowo untuk menaggapi. Hal ini terjadi bukan karena referensi deskriptif atas kata etik, tetapi lebih karena standing potitioning Prabowo yang masuk dalam lingkaran persoalan etik sebagai calon presiden.

Sebagaimana diketahui masyarakat, Prabowo menjadi calon presiden untuk kontestasi pemilu 2024 mendatang dengan calon wakil presiden Gibran Raka Buming Raka. Masuknya Gibran dalam bursa cawapres tidak terlepas dari proses perubahan unudang-undang yang diyakini banyak orang melanggar etika politik. Persisnya persolan terbut adalah perubahan batas usia syarat calon presiden dan wakil presiden dalam pasal 169 huruf q UU No. 7 tahun 2017 tentang Pemilu.

Munculnya kata “Ndasmu etik” adalah bentuk kebuntuhan kognitif Prabowo dalam menjelaskan sikap dan posisinya. Padahal banyak alternatif kata-kata yang lebih kontruktif sebagai refleksi atas persoalan etik di atas, ya bahasa kekiniannya untuk nge-les.

Misanya saja Prabowo dapat memberikan tanggapan, Ya masalah perubahan sistem undang-undang bukan pada kapsitas saya sebagai warga masyarakat, atau mungkin dengan kalimat yang lebih bias lagi, tentang etik kita harus junjung tinggi, kalo ada kekhilafan ya kita jadikan sebagai pelajaran, gitu aja kok repot. Meskipun contoh alternatif tersebut tidak memuaskan banyak kalangan, namun setidaknya tidak berdampak negative terhadap pribadi Prabowo.


 


Dr. Santoso, S.S., M.Si
(Dekan Fakultas Studi Islam Umri & Ketua Asosiasi Psiklogi Islam Wilayah Riau)




 
Berita Lainnya :
  • "Ndasmu Etik": Retorika Jalur Buntu
  • Hari Bela Negara ke-75, FPK Riau Bersama PSMTI Gelar Baksos Donor Darah
  • Hanura Sumbar Desak Gubernur Lantik Komisi Informasi Publik
  • Menhan Disambut Danrem 032/Wbr Kunjungi Korban Erupsi Gunung Marapi
  • Febby Dt Bangso Dari Ketua Ke Ketua
  •  
    Komentar Anda :

     
    + Indeks Berita +
    01 "Ndasmu Etik": Retorika Jalur Buntu
    02 Hari Bela Negara ke-75, FPK Riau Bersama PSMTI Gelar Baksos Donor Darah
    03 Hanura Sumbar Desak Gubernur Lantik Komisi Informasi Publik
    04 Menhan Disambut Danrem 032/Wbr Kunjungi Korban Erupsi Gunung Marapi
    05 Febby Dt Bangso Dari Ketua Ke Ketua
    06 Seluruh Korban Erupsi Gunung Marapi Telah Ditemukan
    07 Ganjar Mahfud: Benarkah Akan Dwi Tunggal?
    08 Sinde Puspita,S.Psi MM PhD. Pulang Menata Pendidikan Sumbar
    09 Sekjen Hanura Berpulang, Febby Dt Bangso dan DPD Hanura Sumbar Sampaikan Duka Mendalam
    10 Febby Dt Bangso: Kharisma Ganjar Pranowo Jelas Terlihat di Jalan Santai Perjuangan
    11 Syafri Terpilih Secara Aklamasi Pimpin Forum UMKM Kab. Solok
    12 Diikuti FPK Kabupaten/Kota, Plt Gubri Buka Rakor FPK Riau
    13 Pendamping Halal LP3H UNP Raih Peringkat II Nasional Pendamping Inspiratif
    14 Terima Penghargaan FPK Riau, Gubri Ucapkan Terima Kasih kepada 69 Paguyuban se Riau
    15 Pengurus PWI Sumbar Sampaikan Duka Cita Atas Wafatnya Mantan Bupati Padang Pariaman, Ali Mukhni
    16 Hadirkan Komisioner KPU Riau, Dialog FPK Riau Diikuti Puluhan Tokoh Paguyuban
    17 Dibuka Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya, Putu Senawa Terpilih sebagai Ketua PHDI Riau
    18 Ingin Rawat Sendiri, 24 Petani kampar Minta Keluar dari Program Lanjutan PSR BPDPKS
    19 Staf Khusus Presiden RI Beri Pembekalan Wawasan Kebangsaan dalam PKKMB Universitas Sahid 2023
    20 Kerjasama International USAHID Menggandeng International Islamic Academy of Uzbekistan
    21 Ini 10 Motivator Terbaik dan Terkenal di Indonesia, Nomor Tujuh Paling Muda
    22 Rilis Mini Album Metro, Jebung Padukan Genre dan Warna Musik
     
     
    Galeri Foto | Advertorial | Indeks Berita
    Redaksi | Disclaimer | Pedoman Media Siber | Tentang Kami | Info Iklan
    © SITUS NEWS - terpercaya dan bersahabat